Pertama, jangan terobos palang. Ketika palang perlintasan kereta api sudah tertutup, jangan pernah menerobos meskipun kereta terlihat masih jauh atau masih terlihat berhenti di stasiun.

Karena banyak kemungkinan yang dapat terjadi, seperti kereta muncul dari arah berlawanan atau kereta datang lebih cepat dari yang dibayangkan.

Kedua, matikan musik. Ketika melewati perlintasan kereta api usahakan untuk selalu mematikan musik di dalam mobil atau saat mengendarai kendaraan roda dua.

Karena suara musik terutama yang terlalu keras dapat membuat suara peringatan perlintasan rel kereta api tidak terdengar, terutama untuk yang menggunakan earphone ketika menggunakan kendaraan.

Ketiga, perhatikan lampu rambu perlintasan kereta api. Sama seperti suara, perlintasan kereta api juga memiliki sistem pemberitahuan menggunakan dua buah lampu berwarna kuning yang menyala bergantian ketika kereta akan melintas.

Jangan remehkan tanda ini, karena jika alarm suara tanda kereta api tidak berfungsi, lampu ini berfungsi untuk menggantikannya.

Keempat, jangan asal maju ketika macet. Ketika terjadi kemacetan di pintu perlintasan kereta, biasanya pengendara cenderung ingin maju jika ada celah sedikit.

Perhatikan ruang jalan di depan Anda. Jika yakin setelah perlintasan kereta terdapat ruang untuk kendaraan mengantre di kemacetan, barulah majukan mobil.

Namun jika masih padat, jangan sekali-kali mengambil resiko dengan maju ke tengah perlintasan rel kereta api dan berhenti di tengahnya. Ini sangat berbahaya mengingat tidak tahu seberapa lama kemacetan akan menahan kendaraan Anda di tengah perlintasan rel kereta api.

Kelima, perhatikan samping perlintasan kereta api.
Meskipun tidak ada tanda bahaya, tetap lihat samping kanan-kiri rel kereta api.

Jika perlintasan kereta api yang Anda lewati ternyata bukan jalur resmi dan tidak dilengkapi dengan rambu-rambu, pastikan Anda melihat samping kanan dan kiri lebih detail dan ketika melintas upayakan pacu kendaraan sedikit lebih cepat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.